Imam ku...

Kau begitu sempurna
Di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
Akan selalu memujamu

Tak salah jika sosok tegas melekat pada dirimu karena begitulah mereka memandang mu dari kacamatanya. Tak salah jika mereka menganggapmu seorang ahli ibadah karena tiap waktu salat menyapa, kau telah bersiap dengan baju kokoh menyetel suara shalawat untuk sekedar megingatkan mereka untuk menunaikan kewajiban di sela aktivitas dunia mereka yang begitu sibuk.

Suara parau yang terucap dari bibir mu yang kian mengering tidak mengurangi decak kagum ku saat kau menjadi seorang IMAM di masjid yang tak jauh dari gubuk kecil yang kini kau huni. Rambut-rambut halus yang menghiasi dagu mu pun semakin menambah sosok alim pada dirimu, meski ku lihat beberapa rambut itu telah memutih karena usia mu. Tak pernah habis lantunan ayat-ayat suci yang kau senandungkan ditelinga ku kala aku merasa risau, tak pernah habis petuah yang kau berikan kala aku merasa hilang arah dan tujuan, kau selalu bisa membuatku merasa nyaman.

Entah sebanyak apapun kata pujian yang terlontar dari mulut mungil ini, rasa bosan tak pernah singgah di hati ini, bahkan terucap rasa syukur yang terus ku kirimkan sebagai sinyal bahwa aku sangat bahagia memiliki orang seperti mu. Aku bersyukur atas sikap tegasmu, bersyukur atas sikap protektif mu, bersyukur atas aturan-aturan agama yang kau terapkan pada pergaulanku, bersyukur atas semua yang telah kau lakukan untukku, karena dengan rasa syukur itu aku yakin kau akan tetap seperti itu selamanya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar