AMBIGU

Maaf untuk setiap kata yang tak sempat terucap
Maaf untuk setiap rasa yang tak sempat terungkap
Menjebakmu dalam labirin kebingungan yang tak berujung
Membawamu dalam lorong waktu yang terus berputar
Memaksamu untuk ikut dalam kisah yang ambigu ini

Biarlah keambiguan ini tetap mengalir dalam alur cerita kita
karena akan ada tempat baginya untuk bermuara
Biarlah keambiguan ini tetap mengiringi tapk demi tapak kisah kita
karena akan ada tempat baginya untuk menepi
Biarlah keambiguan ini layaknya mejikuhibiniu pada pelangi
Memberi goresan warna tersendiri dalam lembaran hidup kita

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aku Bersedia Mendampingimu ...

Maafkanlah bila ku selalu
membuat mu marah dan benci pada ku
kulakukan itu semua hanya untuk buat mu bahagia
mungkin ku cuma tak bisa pahami
bagaimana cara tunjukkan maksud ku


Saat ini aku sedang terdiam memandangi sebuah kursi usang yang tertata rapi di hadapan meja belajarku. Memori ku berpacu dengan teriknya matahari siang ini, hingga bulir-bulir keringat membasahi hampir seluruh tubuh ku. Hingga saat ini aku pun masih mengingat kata demi kata yang dulu pernah menjadi pengikat diantara kita, meskipun aku tahu itu hanya kemarin. Jika ada kata di atas lelah, mungkin kata itulah yang kurasakan saat ini. Mestinya kau menyadari beginilah cara aku menyukaimu, dengan segala keanehan pada diriku.

Seperti serpihan raut pensil, yang rela menjadi bagian terbuang agar pensil dapat menorehkan goresan-goresan indahnya pada selembar kertas putih, seperti itu pun aku menyukaimu. Aku tak bisa menyukaimu layaknya aku menyukai benda-benda kesukaanku yang selalu ku kenakan agar mereka tahu bahwa aku menyukainya, agar aku bangga dan mendapat pujian dari mereka yang juga suka akan benda-benda itu. Tidak, aku tidak bisa seperti itu.

Telah ku susun kata demi kata untuk membuat mu mengerti tapi entahlah, kau tak juga mengerti hingga aku pun kehabisan kata. Pernah terucap sebuah kalimat yang terpatri di keheningan malam itu, "Aku bersedia mendampingimu hingga kau menemukan seseorang yang tepat". Mungkin kau tak melihat bagaimana diriku, kau hanya melihat bagaimana diri mu saat ini. Biarlah kalimat itu menjadi serpihan bagian masa lalu kita atau hanya sekedar menjadi serpihan masa laluku. 

Keadaan seperti ini bukan lah yang terbaik, dan bukan seperti ini yang kuharapkan. Mungkin aku terlihat egois bahkan sangat egois, tapi beginilah diriku. Semoga hari esok mu akan lebih berwarna dari hari-hari kemarin, begitu pun dengan hari-hari ku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Imam ku...

Kau begitu sempurna
Di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
Akan selalu memujamu

Tak salah jika sosok tegas melekat pada dirimu karena begitulah mereka memandang mu dari kacamatanya. Tak salah jika mereka menganggapmu seorang ahli ibadah karena tiap waktu salat menyapa, kau telah bersiap dengan baju kokoh menyetel suara shalawat untuk sekedar megingatkan mereka untuk menunaikan kewajiban di sela aktivitas dunia mereka yang begitu sibuk.

Suara parau yang terucap dari bibir mu yang kian mengering tidak mengurangi decak kagum ku saat kau menjadi seorang IMAM di masjid yang tak jauh dari gubuk kecil yang kini kau huni. Rambut-rambut halus yang menghiasi dagu mu pun semakin menambah sosok alim pada dirimu, meski ku lihat beberapa rambut itu telah memutih karena usia mu. Tak pernah habis lantunan ayat-ayat suci yang kau senandungkan ditelinga ku kala aku merasa risau, tak pernah habis petuah yang kau berikan kala aku merasa hilang arah dan tujuan, kau selalu bisa membuatku merasa nyaman.

Entah sebanyak apapun kata pujian yang terlontar dari mulut mungil ini, rasa bosan tak pernah singgah di hati ini, bahkan terucap rasa syukur yang terus ku kirimkan sebagai sinyal bahwa aku sangat bahagia memiliki orang seperti mu. Aku bersyukur atas sikap tegasmu, bersyukur atas sikap protektif mu, bersyukur atas aturan-aturan agama yang kau terapkan pada pergaulanku, bersyukur atas semua yang telah kau lakukan untukku, karena dengan rasa syukur itu aku yakin kau akan tetap seperti itu selamanya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aku pun Merasakannya


Andaikan ku dapat mengungkapkan
Perasaanku hingga membuat kau percaya
Akan kuberikan seutuhnya
Rasa cintaku selamanya...selamanya...


Kasih, bagaimana kabarmu?
Ini adalah hal yang tak mudah, aku pun merasakannya.
Meski kata itu tak pernah terucap oleh bibir yang kaku ini,
Meski kata itu tak pernah mampir di gendang telinga mu,
Namun percayalah, kata itu telah lama menemani hati dan pikiran ini.

Aku tahu kau bukan Tuhan, kasih.
Aku tahu kau bukan peramal.
Tapi keyakinan itu ada...
Saat dimana kau menyadari semuanya.
Meski aku pun tak tahu kapan saat itu tiba.

Mungkin saat itu kita melihat tetes embun pagi di kaca jendela di tempat yang berbeda,
Mungkin saat itu kita melihat semburat pelangi indah bersama orang yang berbeda,
Atau mungkin kita melihat tetes embun dan semburat pelangi itu bersama seperti dulu,
yahh mungkin...

Rasa lelah sering mengunjungi ku,
Lelah dengan semua keadaan yang terus berulang.
Tapi inilah yang harus kau sadari.
Beginilah cara ku mencintai diri mu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Berhenti


Coba perhatikan baik-baik, apa yang aku coba katakan. Apa yang tidak sempat terucap dan tergambar dari sikapku. Semua rasa lelah, penyesalan dan ketidakberdayaan yang coba aku tunjukkan. Jangan coba tutup mata dan telingamu. Lihatlah apa yang hatiku rasakan, dan dengarlah apa yang hatiku katakan. Tabir kebohongan itu sudah tersingkap, dan tidak ada lagi yang perlu aku pertahankan.

Tolong berhentilah.
Aku tidak bisa bertahan lebih lama. Rasa lelahku telah bertumpuk. Aku tidak bisa berbohong lebih banyak lagi, karena aku justru semakin tidak berdaya. Aku menyesal.

Biarkan apa yang terjadi kemarin menjadi bagian yang akan kita kenang. Ya, hanya menjadi kenangan. Karena tidak ada lagi masa depan untuk kisah itu ketika takdir telah menuliskan kata tamat di lembar terakhir cerita itu. Biarkan semuanya menjadi kenangan yang kemudian memburam dan terlupakan.

Lupakanlah.
Dan kumohon, berhentilah...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gadis di Persimpangan Jalan #1

Bingung, mungkin itulah kata yang tepat mewakili perasaan gadis yang sedang duduk di pojok saat itu . Dia masih termenung dengan tatapan kosong ke langit biru, matanya tertuju pada awan-awan yang membentuk sebuah wajah yang sangat ia kenal, wajah seorang pria yang baru saja ia temui pagi tadi.

Kelopak mata gadis itu masih enggan terbuka, not demi not bersenandung beriringan pada gendang telinganya,sebuah lagu yang memiliki sejarah tersendiri dalam hidupnya menjadi pilihan yang tepat sebagai nada untuk membangunkannya setiap fajar menyapa. Lagu itu pun telah berulang 2 kali namun gadis itu masih tertidur, mungkin karena tubuhnya masih lelah dengan aktivitas kemarin atau saja tubuhnya belum siap menghadapi goresan-goresan hidup hari ini.

Lagu itu pun kembali terngiang untuk ketiga kalinya, gendang telinga gadis itu mulai sedikit terusik, pintu yang berderit juga semakin mengusik gadis itu, akhirnya ia pun terbangun dengan dahi yang sedikit mengkerut. Ada satu hal yang tiba-tiba terlintas di pikirannya, mencoba mengingat perlahan dan ia pun tersentak, segera mencari Ihandphone nya yang agak lusuh. Jari jemarinya dengan lincah menekan tombol-tombol di hp itu, lalu mengirimkan sebuah pesan singkat kepada seseorang di seberang sana, seseorang yang telah menunggu lebih lama dari perkiraan gadis itu, seseorang yang mungkin akan kecewa setelah membaca pesan itu.

Beranjak dari kasur yang empuk, gadis itu bergegas membasuh wajah dan anggota tubuh lainnya untuk menyucikan diri sebelum menghadap Sang Maha Pencipta subuh itu. Tetes demi tetes air yang meresap dalam kulitnya begitu terasa alirannya, membuat memori gadis itu menuju sebuah pertemuan, pertanyaan, pernyataan, dan komitmen yang datang beriringan dalam hidupnya. Dan hari ini pun semua hal itu akan terulang kembali dalam hidupnya. Jenuh dengan semua keadaan yang terulang dan terulang kembali, marah dengan dirinya yang tak bisa menuntun dengan tegas segala keputusan yang telah ia niatkan, semua rasa itu melebur dalam dadanya. Kini waktunya gadis itu bercerita kepada Tuhan tentang semua rasa itu, rasa yang sebenarnya juga merupakan anugerah dari-Nya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Setidaknya kau tahu, ada aku di sini

Berapa hari yang telah ku lalui untuk dapat sampai pada titik ini,
sebesar apa hambatan yang harus ku hadapi untuk ada di tempat ini,

seluang apa waktu yang telah ku sempatkan untuk mencapai keadaan ini,
kau harus tahu, ini tak semudah yang orang-orang katakan.

Tak perlu kuteriakkan dihadapan mu,
tak perlu kubisikkan di telinga mu,
tak perlu ku lontarkan kata demi kata itu,
semua itu tak perlu.
karena aku selalu yakin kau mampu mendengarnya meski tak ku senandungkan,
kau mampu memahaminya meski tak kuungkapkan.
Aku selalu yakin akan hal itu.

Bukan pengertian mu yang kuinginkan,
bukan balasan rasa dari mu yang kuharapkan,
bahkan bukan setitik rasa kasihan yang kubutuhkan.
Sadarmu akan adanya diriku, itupun sudah lebih dari semuanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Karena Hari Ini Tak Seindah Kemarin

Hari ini dia kembali terlihat dengan sesungging senyumnya ,
yah seperti biasa, senyumnya selalu memberi warna baru dalam pelangi hidupku.
Meski aku tahu pelangi itu bukanlah milikku dan setiap orang bebas melihat keindahannya.

Ada yang berbeda hari ini, ku tengadahkan kepala ini melihat hamparan langit yang tiada berujung.
Harus ku akui, langit hari ini tak secerah kemarin.
Warna merah bunga mawar itu pun seakan memudar.
Mungkin inilah kenyataan yang harus ku terima, takdir yang telah digoreskan dalam lembar hidupku oleh-Nya.

Tuhan mengetahui yang terbaik untuk kita dan aku masih berpegang teguh pada hal itu,
meski dia mungkin tak sepaham dengan hal itu.
Jujur, aku muak dengan semuanya.
Menafikkan rasa marah dan kecewa dengan semburat senyum yang terus merekah.
Terbuai dengan kenyamanan semu yang semestinya segera ku sudahi.

Namun aku tidak setegar itu, aku berbeda dengan dia atau mereka .
Tetap teguh dalam persembunyian yang entah kapan akan terkuak oleh waktu.
Biarlah semua berjalan sesuai dengan kehendak-Nya.
Entah kisah ini akan berujung dimana, itu adalah rahasia yang akan terus mewarnai lembaran demi lembaran hidup ini.

Setitik warna yang telah tergores kemarin tentu berbeda dengan hari ini, esok, dan hari-hari berikutnya.

Dan setiap warna memiliki arti yang sakral dalam suatu kehidupan, begitupun kehidupanku dan kehidupannya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS